Kamis, 27 September 2012

THE HOLIDAY OF LOVE



Jangan pernah menyepelekan pentingnya peran bulan madu dalam memperkokoh mahligai pernikahan Anda.

Bulan madu mungkin bukan merupakan urutan yang teratas dalam daftar To Do List pernikahan Anda. Tapi, bukan berarti keberadaannya mesti dinomor-duakan atau malah ditiadakan. Karena justru ‘liburan’ pasca pernikahan ini dapat menjadi transisi yang ideal bagi pasangan baru dalam memasuki bahtera rumah tangga yang pastinya akan betul-betul berbeda dari pada kehidupan lajang mereka sebelumnya. Menurut Rani Anggraeni Dewi, konselor masalah perkawinan dan hypnotherapist yang telah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun, bulan madu boleh jadi merupakan salah satu pondasi yang mempertangguh perkawinan Anda nantinya. “Dengan atau tanpa kita sadari, bulan madu bisa jadi merupakan satu-satunya quality time yang bisa Anda nikmati berdua untuk saling mengenal secara emosional maupun fisik, sebelum pada nantinya sibuk dengan urusan masing-masing saat sudah kembali ke ‘habitat’ semula”, terang psikolog yang kini juga aktif sebagai Ketua Umum dari Yayasan Indonesia Bahagia ini. Berikut perbincangan Bazaar dengannya.

Kira-kira seperti apa bulan madu yang ideal itu?
Saya tak akan mengatakan bahwa Anda tak harus pergi jauh-jauh untuk mendapatkan bulan madu yang didambakan banyak orang. Ke pantai, gunung, atau sekedar bertandang ke kampung halaman yang belum pernah dikunjungi ataupun kota wisata yang tak terlalu jauh dengan tempat Anda tinggal, semua sama. Yang hakiki adalah, segala yang akan Anda hadapi di sana telah Anda sepakati bersama. Baik destinasi, tempat menginap, sampai setiap jadwal yang akan Anda lewati berdua.

Seberapa ampuh bulan madu dapat mempererat tali pernikahan, terutama untuk jangka panjang?
Anda bisa lihat sendiri, betapa persiapan pernikahan seringkali hanya dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya cenderung material. Seperti pesta di hotel berbintang mana, siapa saja tamu yang akan diundang, sampai berapa banyak dana yang harus dikeluarkan. Tapi lain dengan bulan madu, liburan yang akan Anda lewatkan setelah menikah ini lebih kepada persiapan emosional. Melalui waktu rehat yang Anda lewatkan hanya berdua saja, Anda bukan hanya bisa melepaskan penat sehabis berpesta semalam suntuk (atau mungkin seminggu suntuk), namun juga dapat jauh lebih memahami keunikan masing-masing sebagai pasangan suami istri. Jangan sepelekan detoksifikasi batin ini dan mulailah mempersiapkan perkawinan dari segi emosi.

Bagaimana mengatasi sempitnya waktu dan atau budget dalam merencanakan bulan madu?
Siasati dengan perencanaan dan musyawarah yang matang. Jika perlu, susun jadwal dan budget keuangan sendiri untuk bulan madu berbarengan dengan rencana pernikahan Anda.

Berapakah waktu minimal bulan madu yang disarankan?
Ya, masing-masing pasti punya kesibukan dan pekerjaan, dan jadwal berdua yang tidak mudah untuk disesuaikan. Namun, usahakanlah waktu bulan madu tersebut cukup lengang untuk dapat dilewatkan dalam agenda libur untuk sekedar bersantai sampai waktu intensif yang hanya Anda berdua yang punya. Ini penting untuk saling semakin mendekatkan diri satu sama lain. Dua sampai tiga hari rasanya terlalu sedikit untuk dapat menampung semua itu, bukan? Maka dari itu, ambillah cuti sekitar seminggu atau lebih untuk benar-benar merasakan hawa bulan madu yang sesungguhnya.

Bagaimana jika bulan madu tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan? Misalnya saja jadwal pesawat yang tertunda ataupun service hotel yang kurang memuaskan sehingga malah menimbulkan kejemuan atau malah perselisihan?

Anggap saja semua itu ‘ujian’ untuk Anda hadapi bersama-sama setelah mulai hidup berdua. Sudah sepatutnya sebagai pasangan membiasakan diri untuk langgeng menghadapi apapun masalah di luar sana, bahkan yang paling tidak masuk akal sekalipun. Jika dalam suasana liburan saja Anda tak bisa mengatasi kendala-kendala kecil seperti itu, bagaimana nanti saat harus mengarungi bahtera rumah tangga yang lebih pelik lagi?

Setelah bulan madu?
Kembalillah beraktivitas seperti biasa, tentunya didasari dengan jiwa, raga, dan pikiran yang seakan terlahir kembali. Selain itu, segala upaya rumah tangga Anda harus dilandasi pula oleh perencanaan matang yang sebelumnya telah Anda bicarakan ketika bulan madu berjalan ataupun setelahnya. Sebagai ‘bonus’ kenangan yang Anda dapatkan selama berbulan madu pasti akan selalu memotivasi Anda berdua untuk ke depannya. 


Majalah Harper’s Bazaar, Edisi Pertama 2011.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar