HIPNOTERAPI DAN KEBAHAGIAAN
Belakangan ini saya mengamati hipnosis menjadi trend baru sebagai pilihan teknik terapi, tidak saja di dunia Barat tetapi juga di Timur. Di Indonesia sendiri bahkan sepertinya semakin marak orang membincangnya. Sepengetahuan saya fenomena hipnosis bukan barang baru dalam budaya Indonesia, masyarakat tertentu telah lama mengenal dan memanfaatkan jenis terapi ini dalam keseharian hidup. Tidak saja para ahli terapi, dan para psikiater yang menggunakan teknik penyembuhan ini sebagai salah satu alternatif metode penyembuhan. Tetapi masyarakat awampun nampaknya tertarik mempelajarinya baik untuk kebutuhan pribadi atau untuk membantu orang lain. Terbukti akhir-akhir ini terdapat beberapa lembaga yang memberikan kursus singkat bersertifikat. Bahkan mereka yang jago marketing mampu melihat ada peluang bisnis yang menjanjikan dari pengembangan jenis terapi ini. Tetapi sebetulnya apa yang dicari orang melalui penyembuhan hipnoterapi ini?
Berbagai manfaat penggunaan hipnoterapi dapat dilihat dari banyaknya iklan di media dan brosur-brosur yang tersebar diberbagai tempat, di wilayah publik seperti toko buku, dan juga salon-salon pun tidak absen. Meskipun hipnoterapi sedang trend dalam dunia “healing”, tapi masih banyak anggota masyarakat yang memiliki pendapat “miring” terhadap teknik ini. Beberapa teman saya berpendapat hipnosis itu tak ubahnya seperti sihir alias magic. Orang-orang yang religius mengatakan itu ilmu setan. Wah…saya pikir pandangan seperti ini dikarenakan ketidaktahuan saja. Jika kita mau sedikit meluangkan waktu untuk mengurai sejarahnya, maka ditemukanlah sesungguhnya hipnoterapi sudah ada beratus-ratus tahun lamanya. Fenomena ini sangat “familiar” sepanjang kehidupan manusia. Hipnoterapi memiliki tujuan dan manfaat yang beragam tergantung siapa yang menggunakannya.
Memang tercatat dari sumber sejarah peradaban manusia metode penyembuhan ini dibeberapa tempat dan suku bangsa pada zaman dahulu dan juga sekarang selalu dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan dan kepercayaan, juga kekuatan supranatural. Sehingga orang modern yang berpikir “cara Barat”, yakni logik, konkrit, rasional dan linear bersikap agak skeptic terhadap ilmu ini. Tapi coba kita lihat dari perspektif yang berbeda?
Hipnoterapi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1734 - 1815 oleh Dr. Frans Anton Mesmer di Viena Austria, dimana awal pertama kali hipnoterapi diterapkan untuk penyembuhan psikoterapi, mencegah timbulnya gangguan kesehatan, peningkatan taraf kesehatan, serta untuk upaya rehabilitasi lainnya. Hipnoterapi adalah suatu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis. Sedangkan hipnotis bisa diartikan sebagai ilmu untuk memberi sugesti atau perintah kepada ‘pikiran bawah sadar’. Istilah hipnoterapi mengacu dari kata “Hypno” bahasa Yunani berarti ‘tidur’. Memang terapi penyembuhan hipnoterapi diawali dengan mengondisikan pasien dalam fase relaksasi (seperti orang tertidur) sebelum dilakukan terapi inti. Hipnoterapi bekerja pada jiwa bawah sadar (alpha state) manusia.
Agar jiwa bawah sadar bangkit, pasien harus masuk dalam kondisi relaksasi, atau mengistirahatkan jiwa sadarnya. Dalam kondisi ini rekaman bawah sadarnya seperti gangguan kesehatan yang dirasakan akan diketahui. Rekaman bawah sadar yang negatif akan diperbaharui dengan memberikan sugesti-sugesti positif oleh terapis melalui hipnoterapi. Sugesti ini diberikan secara terus-menerus hingga tercapai keadaan rekaman bawah sadar yang negatif menghilang dan digantikan oleh sugesti positif. Pikiran bawah sadar manusia menyimpan misteri yang sulit dipercaya luar biasanya.
Hipnoterapi telah terbukti memiliki beragam kegunaan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang berkenaan dengan emosi dan perilaku. Bahkan beberapa kasus medis serius seperti kanker dan serangan jantung, hipnoterapi mempercepat pemulihan kondisi seorang penderita. Hal ini sangat dimungkinkan karena hipnoterapi diarahkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memprogram ulang penyikapan individu terhadap penyakit yang dideritanya. Selain itu hipnoterapi juga berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan dengan kecemasan, ketegangan, depresi, phobia dan untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti ketergantungan pada rokok, alkohol dan obat-obatan. Uniknya, hipnoterapi ternyata dapat membawa seseorang ke masa lampau disebut Past Life Regression yang biasanya dipakai untuk mengobati trauma. Menurut para psikolog, trauma dapat menghalangi seseorang merasakan kebahagiaan.
Percayakah Anda bahwa hipnoterapi dapat membantu kita meraih kebahagiaan? Secara nature manusia memiliki kebutuhan psikologis yang mendasar, misalnya kebutuhan memiliki perasaan damai, kebutuhan untuk dicintai, dan kebutuhan untuk dihargai. Namun manusia sebagai makhluk sosial kerap mengalami berbagai peristiwa negatif yang kemudian mengakibatkan kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas tidak terpenuhi. Tidak jarang dalam masa pertumbuhannya seseorang mendapatkan pengalaman yang mengganggu jiwanya, misalnya korban kekerasan . Sikap kasar dan penggunaan bahasa yang tidak santun membuat orang sakit hati dan memendam kebencian. Perlakuan para pengasuh atau para pendidik yang tidak didasari oleh unconditional love memberikan peluang tidak saja pada hilangnya rasa percaya diri, namun juga rasa trust pada orang lain, baik secara sadar maupun tidak kita memasukkan emosi negatif atau disebut ‘Engram’.
Di dalam alam bawah sadar kita menyimpan sekian banyak memori negatif dan memori positif. Namun ketika kita lebih banyak dipengaruhi oleh memori negatif, maka hidup ini terasa tidak nyaman. Kalau mau jujur kita tidak jarang memilih untuk meredam perasaan-perasaan itu ketimbang menyelesaikannya. Itu berarti kita membiarkan diri kita didominasi oleh emosi-emosi negatif. Lalu kemana fitrah diri kita yang penuh dengan cinta, mulia, agung, dan bahagia itu. Kita seolah tidak kreatif berupaya menghidupkan nilai-nilai Ilahiah itu ketika menjalani hidup ini. Padahal kata James Redfield manusia adalah Co-Creator, artinya manusia punya otoritas menentukan apa yang ingin dia jalani ataupun apa yang ingin dia rasakan, apakah ingin bahagia atau ingin menderita.
Menurut Abraham Maslow orang yang bahagia adalah orang yang mampu mencapai tahap aktualisasi diri dan mengalami peak experience. Tetapi bagaimana mungkin orang mencapai tahap itu jika dia tidak percaya diri dikarenakan trauma. Sejalan dengan Abraham Maslow, Imam Al-Ghazali mengatakan hendaknya manusia melakukan latihan-latihan riyadhah untuk mampu mengaktualisasikan sifat-sifat luhur yang innate agar kembali ke fitrahnya. Jika seorang kembali kepada sifat innate-nya yang fitrah itu, maka dia meraih kebahagiaan sejati. Oleh karenanya, dalam dunia Islam kita dianjurkan untuk berzikir yaitu dengan mengucapkan berulang kali bahkan ada yang sampai seribu kali sifat-sifat Allah SWT, seperti “Ya Rahman (Maha Penyayang), Ya Rahim (Maha Pengasih)”. Hipnoterapi merupakan terapi holistik yang menghubungkan Anda dengan potensi tertinggi Anda dan berhubungan dengan esensi sejati Anda. Nah sekarang bagaimana caranya mendapatkan kebahagiaan seperti yang dikatakan oleh para pakar di atas baik oleh Abraham Maslow maupun Imam Al-Ghazali itu.
Mungkin self hypnosis seperti dalam tradisi hipnoterapi dimana dalam prosesnya kita memberikan sugesti secara bertahap tapi konstan dengan mengucapkan affirmasi positif pada diri kita. Kita buang emosi-emosi negatif dalam memori kita dan kemudian menghujamkan kata-kata positif pada alam bawah sadar kita. Hipnoterapi saya yakin dapat menjadi salah satu teknik terapi yang dapat kita gunakan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit hati, benci, dendam, iri hati, dan cemburu buta yang dapat merusak fisik kita, menganggu kesehatan lahiriah maupun batiniah. Bukankah hidup ini hanya sementara, dan kita bertanggung jawab pada kehidupan ini. Ketika kita menyembuhkan diri kita itu berarti kita sedang mengupayakan kebahagiaan. Hanya orang yang bahagia yang dapat membahagiakan orang lain. Mungkinkah hipnoterapi memberikan kebahagiaan itu? Insyaallah, jawabannya ada pada diri kita sendiri ketika kita dengan ikhlas dan sabar melakukannya. []
By,
Rani Anggraeni Dewi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar