Senin, 03 Mei 2010

SELF KNOWLEDGE


Diri yang sejati, bukan diri yang semu, yaitu seorang hamba Tuhan yang kenal dan paham tentang dirinya secara utuh yang dapat mengembangkan dimensi lahiriahnya dan dimensi batiniahnya. Dimensi lahiriah yang mampu memberdayakan aspek agentiknya dan dimensi batiniah dengan aspek komunalnya.

Sebagian contoh cir-ciri Agentik:
· Menggunakan Logika
· Mengejar Prestasi
· Mengutamakan Target
· Merasa Kompeten

Sebagian contoh ciri-ciri Komunal:
· Ada Keterikatan Emosi
· Mendahulukan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan diri sendiri
· Bahagia bila melayani orang lain
· Patuh, penurut pada peraturan.

Dalam perspektif psikologi transpersonal, ciri-ciri Agentik disebut sikap MASKULIN, sedangkan ciri-ciri Komunal disebut sikap FEMININ. Seorang yang dapat memberdayakan dan mengembangkan kedua sikap di atas secara seimbang dapat menjadikannya memiliki sifat asuh, asah dan asih, itu berarti Ia telah memuliakan dirinya sendiri sesuai dengan fitrahnya, orang yang memuliakan dirinya sudah tentu Ia memiliki kehormatan diri (Self Esteem).

Manusia itu Unik tidak ada yang sama, satu dan yang lainnya, sekalipun anak kembar. Manusia senang memperhatikan, memikirkan dan mempersalahkan hal-hal di luar dirinya.
Ia pun mampu mengamati dirinya sendiri. Namun bagaimana dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan, apakah Ia pernah merenungkan “siapa saya”, “mau apa saya di sini”, “kenapa saya begini”, “apa tujuan hidup saya”, dan lain-lain.

Dalam beberapa literatur, ditemukan bahwa ada beberapa manfaat dari mengenal diri.

1. Mengetahui kemampuan diri dan keterbatasannya, sehingga Ia dapat menghindari kesombongan egosentris dan kurangnya penilaian diri yang dapat menimbulkan emosi-emosi negatif, misal: putus asa dan cemas berlebihan.

2. Dapat menyadari nila-nilai intrinsiknya dan kehampaan nilai hawa nafsunya sendiri.

3. Memahami bahwa seseorang terdiri dari dua bagian jiwa dan raga, yang lahir dan Bathin, dimana jiwa sangat bahkan lebih penting mendapatkan kepedulian kita. Hendaknya kita senantiasa ingat bahwa kita harus memperhatikan semua pikiran, kata-kata, perbuatan kita karena hal-hal tersebut berpengauh pada kesehatan jiwa.

4. Memahami bahwa manusia bukanlah sekedar suatu produk kebetulan, melainkan setiap orang tercipta untuk suatu tujuan dan konsekuensinya. Maka dari itu, kita harus menemukan misinya, dan mengorientasikan hidupnya sesuai dengan yang diharapkan Allah pada perjanjian Primordial.

5. Mengenal diri mengantarkan kepada suatu penilaian yang lebih mendalam tentang peran kesadaran dalam perbaikan diri – serta menyingkirkan sikap-sikap zalim baik terhadap diri sendiri apalagi terhadap orang lain.

Mengenal diri sangat penting dalam manapaki kehidupan ini. Bagaimana seorang meyakini dan mengalami hidupnya tergantung pada sejauh mana dan bagaimana Ia mengenal dirinya.

Mengenal diri adalah sebuah perjalanan panjang yang tak kenal batas, karena hal itu merupakan proses selama hayat dikandung badan dan tak satupun manusia yang tahu kapan Ia harus berhenti mengenal diri. Namun sangat perlu diketahui lebih jauh apa kata Nabi Muhammad SAW:

“Siapa Yang mengenal dirinya, Ia akan Mengenal Tuhannya”.

By: Rani A. Dewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar